Defenisi dan Pengertian Perubahan Sosial serta Teori dan Contoh Perubahan Sosial Terlengkap

loading...
Pada kesempatan ini kita akan membahas tentang Perubahan Sosial, Yang meliputi diantaranya adalah Definisi Perubahan Sosial, Pengertian Perubahan Sosial, Teori  Perubahan Sosial dan Contoh Perubahan Sosial.

Pada pembahasan kali ini juga kita akan kemukakan pengertian perubahan sosial menurut para ahli yang didalamnya akan dijelaskan arti Perubahan Sosial. Definisi perubahan sosial menurut para ahli yang akan kami sebutkan disini diantaranya adalah Selo Soemardjan dan Robert Morrison MacIver.

Selain teori perubahan sosial menurut para ahli, pada pembahasan kali ini juga akan dibahas beberapa contoh Perubahan Sosial dalam kehidupan sehari-hari dan Proses Perubahan Sosial.

Dalam setiap perubahan, pasti ada unsur-unsur yang berbeda dari sebelumnya. Perubahan sosial merupakan suatu proses dalam suatu sistem sosial yang tampak dalam bentuk perbedaan-perbedaan yang dapat diukur dan terjadi dalam kurun waktu tertentu.

Misalnya, suami dalam keluarga tradisional mempunyai peran yang sangat menentukan. Jika suami tidak bekerja, kehidupan keluarga akan berantakan. Tidak demikian halnya dalam keluarga modern di mana banyak istri ikut berperan sebagai pencari nafkah keluarga.

Status suami tidak selalu sebagai penentu dalam keluarga. Ia tidak selalu mempunyai peran yang dominan. Jadi, bisa dikatakan dalam kurun waktu tertentu telah terjadi perubahan sosial.

Perubahan sosial budaya dalam masyarakat banyak sekali bentuknya, antara lain perubahan norma, nilai, pola perilaku, peralatan hidup, pandangan hidup, dan sebagainya.

Perubahan sosial dalam contoh di atas adalah perubahan yang menyangkut struktur sosial dan pola-pola hubungan sosial. Perubahan itu mencakup perubahan sistem status, hubungan-hubungan di dalam keluarga, sistem politik, kekuasaan, dan penyebaran penduduk

Banyak ahli sosiologi maupun ahli antropologi memberikan arti atau makna perubahan sosial secara berbeda. Robert Morrison MacIver, misalnya, berpendapat bahwa perubahan sosial adalah perubahan dalam bidang hubungan sosial atau perubahan terhadap keseimbangan dalam hubungan sosial tersebut.

Hubungan sosial di sini dimaksudkan sebagai relasi antarindividu dengan masyarakat maupun
antarkelompok sosial yang satu dengan kelompok sosial lainnya dalam sebuah masyarakat.

Misalnya, dua puluh tahun lalu masyarakat di desa A adalah petani. Hubungan antaranggota masyarakat bersifat kekeluargaan. Semangat gotong royong pun masih tinggi.

Desa A tersebut sekarang telah berubah menjadi kawasan industri. Hubungan antaranggota masyarakat pun bersifat instrumental. Artinya, orang berhubungan dengan orang lain sejauh orang lain memberi dia keuntungan ekonomi.

Di sini hubungan antarindividu dengan masyarakat maupun kelompok sosial yang satu dengan kelompok sosial yang lainnya mengalami perubahan. Tidak ada lagi keseimbangan dan kesetaraan dalam hubungan sosial, karena perbedaan status ekonomi, kedudukan sosial, dan sebagainya.

Inilah yang dimaksud dengan perubahan sosial menurut MacIver. Sementara itu, Selo Soemardjan berpendapat bahwa perubahan sosial adalah semua perubahan yang terjadi pada lembaga-lembaga kemasyarakatan dalam suatu masyarakat,di mana perubahan tersebut memengaruhi sistem sosialnya.
Defenisi dan Pengertian Perubahan Sosial serta Teori dan Contoh Perubahan Sosial Terlengkap

Defenisi dan Pengertian Perubahan Sosial serta Teori dan Contoh Perubahan Sosial Terlengkap
Gambar: Perubahan Alat Transportasi Merupakan Hasil Perubahan Sosial

Perubahan sosial yang dimaksud mencakup nilai-nilai dan pola-pola perilaku di antara kelompok-kelompok dalam masyarakat (Lih. Perubahan Sosial Yogyakarta, Gadja Mada University Press, 1981).

Selo Soemardjan memahami perubahan sosial terjadi dalam seluruh kehidupan manusia, baik menyangkut nilai yang menjadi patokan hidup maupun perilaku manusia itu sendiri. Coba perhatikan Gambar diatas.

Apa yang bisa kamu katakan mengenai gambar itu? Gambar itu memotret satu bagian dari perubahan sosial, yakni perubahan pada sarana transportasi. Sekarang orang bepergian naik bis kota atau sepeda motor.

Beberapa dekade lalu orang masih menggunakan dokar. Perubahan sosial semacam ini sekaligus memengaruhi perubahan nilai dan perilaku. Dapatkah kamu menyebut perubahan perilaku apa saja yang dapat timbul karena terjadinya perubahan sosial di bidang transportasi ini?

Perubahan sosial dapat terjadi karena proses imitasi kebudayaan. Generasi muda melakukan imitasi terhadap apa saja yang ada dalam kebudayaan generasi tua.

Karena proses imitasi ini hanya dilakukan dengan cara meniru bentuk-bentuk yang dianggap perlu, bentuk kebudayaan yang dihasilkan hanya sedikit berbeda dari kebudayaan sebelumnya.

Dalam hal ini, terjadi proses perubahan yang berlangsung secara lambat namun pasti. Perubahan itu baru dapat diketahui setelah jangka waktu yang cukup lama, dalam bentuk proses pe-warisan kebudayaan yang tidak sempurna.

Dalam peristiwa itu ada unsur-unsur kebudayaan yang tidak terwariskan. Unsur-unsur ini biasanya berisi hal-hal yang dianggap tidak mempunyai nilai penting bagi generasi pewarisnya.

Konsekuensi yang timbul akibat terjadinya perubahan sosial tidak selalu sama. Ada perubahan sosial yang mempunyai dampak kecil dan kurang berarti. Ada juga perubahan sosial yang mempunyai dampak besar.

Contoh perubahan yang mempunyai dampak kecil ialah perubahan mode pakaian dan mode rambut. Perubahan dalam bidang mode tidak berpengaruh terhadap bidang politik, hukum, dan sebagainya.

Contoh perubahan yang berdampak besar ialah Revolusi Industri. Revolusi Industri selain mengubah cara menghasilkan barang-barang industri juga mengubah sendisendi kehidupan masyarakat. Revolusi Industri memunculkan imperialisme modern.

Ada juga dampak perubahan sosial yang muncul secara lambat dan bertahap, misalnya program Keluarga Berencana (KB) di Indonesia. Perubahan yang diharapkan dari program ini adalah masyarakat memiliki kesadaran untuk membentuk keluarga kecil sejahtera.

Perilaku yang diharapkan itu baru terbentuk dalam waktu yang lama, karena menyangkut nilai dan pola berpikir yang telah tertanam dalam masyarakat, misalnya “banyak anak banyak rezeki.” Nilai dan pola berpikir itu tertanam kuat pada masa lampau dan didukung oleh tradisi.