Uang Logam: Sejarah, Pengertian, Kelemahan dan Kelebihan Uang Logam

loading...
Uang logam identik dengan Uang remeh, uang jadul, uang yang sudah tidak berlaku. tapi jangan salah Guyys. Ternyata uang logam jaman dulu mengandung logam mulia seperti emas dan perak. bahkan dizaman sekarang koin zaman dulu dihargai dengan harga yang tinggi sebagai koleksi bagi beberapa orang.

Pada kesempata ini kita akan membahas secara singkat tentang Sejarah uang logam, pengertian uang logam, Kelemahan dan Kelebihan uang logam.

Pengertian Uang Logam

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Uang logam adalah uang yang terbuat dari bahan logam, seperti emas, perak, tembaga, almunium, perunggu, dan suasa, diterbitkan oleh pemerintah dan berlaku sebagai alat pembayaran yang sah.
 
Uang Logam: Sejarah, Pengertian dan Kelebihan Uang Logam
Gambar: Uang Logam Indonesia dari Zaman ke Zaman

Jangan Lupa Baca juga:


Kelebihan dan Kekurangan Uang Logam

Di antara barang-barang yang dipakai sebagai alat tukar, hanya logam mulia yang paling banyak dipakai sebagai alat tukar, karena logam mulia (emas dan perak) memiliki kelebihan-kelebihan sebagai berikut.

1. Diterima umum, karena berguna dan berharga.

2. Tahan lama, dapat disimpan lama tanpa mengurangi nilainya.

3. Mudah dibawa, karena mengandung nilai besar dalam kuantitas atau volume kecil.

4. Mudah dibagi tanpa mengurangi nilainya atau menimbulkan kerugian.

5. Kualitasnya mudah dikontrol, sehingga nilainya bisa dipastikan.

6. Jumlahnya terbatas.

7. Bersifat homogen (serba sama).

8. Tidak mudah dipalsukan.

Adapun, kelemahan-kelamahan uang logam diantaranya adalah:

1. Tidak praktis

2. Berat dibawa terutama dalam jumlah banyak

3. Biaya pembuatan lebih mahal dibandingkan pembuatan uang kertas

Sejarah Singkat Uang Logam

Pada awalnya logam dipotong-potong dan ditimbang serta ditentukan kadarnya untuk menentukan nilainya. Karena hal itu merepotkan, lambat laun para raja atau penguasa setempat mulai menempa uang.

Lama-kelamaan potongan logam diberi bentuk tertentu (biasanya kepingan). Pada kepingan itu diberi cap resmi sebagai jaminan berat dan kadarnya atau gambar (raja, ”the sovereign”) dan angka yang menunjukkan nilainya.
Uang Logam: Sejarah, Pengertian dan Kelebihan Uang Logam
Gambar: Uang Logam di Zaman Kesultanan Banten

Angka pada kepingan disebut nilai nominal dan nilai bahan atau kepingan itu disebut nilai intrinsik. Mata uang emas mempunyai nilai tinggi. Padahal untuk memenuhi keperluan sehari-hari digunakan uang receh atau uang kecil.

Timbul masalah lagi, bagaimana cara mengadakan uang kecil itu. Untuk mengatasi masalah ini, dibuatlah mata uang yang kadarnya lebih rendah dari logam mulia atau logam lain, yaitu perak dan perunggu.

Dengan adanya pembuatan uang logam dari emas, perak atau pun perunggu, terjadilah lebih dari satu mata uang yang beredar, dengan perbandingan nilai sesuai dengan nilai intrinsiknya masing-masing.

Mata uang yang beredar lebih dari satu mata uang di suatu negara ternyata merepotkan. Untuk itu perlu ditertibkan, dan ditentukan satu mata uang yang resmi yang disebut mata uang induk atau uang standar.

Karena perubahan harga perak di pasar, maka terjadilah selisih atau perbedaan antara nilai nominal mata uang dan nilai intrinsiknya. Dengan demikian, perbandingan nilai antara mata uang perak dan mata uang emas (standar) menjadi kacau.

Atas dasar situasi seperti tersebut di atas, orang mulai menyadari bahwa tidak mungkin ada dua macam uang logam mulia yang beredar bersama- sama dalam suatu negara dengan perbandingan nilai tetap.

Kemungkinannya adalah dua macam uang logam beredar sekaligus dengan syarat salah satu dari dua macam uang tersebut diberi nilai (nominal) oleh pemerintah dan ditetapkan lepas dari nilai bahannya.

Jadi, hanya ada satu macam logam mulia yang dipakai sebagai uang standar yang bernilai penuh, sedangkan mata uang lainnya tidak bernilai penuh. Uang yang nilai nominalnya lebih besar dari nilai intrinsiknya disebut uang tanda.

Uang tanda (taken money/token coins) diresmikan pertama kali di Inggris pada tahun 1816. Dengan adanya uang itu, nilai uang tidak tergantung pada nilai bahannya, tetapi pada angka yang tertera di atasnya.

Pemerintah memberikan jaminan pada masyarakat bahwa uang tanda merupakan alat tukar yang sah. Oleh karena itu, masyarakat menerimanya. Perkembangan ekonomi dunia semakin pesat. Hal itu mengakibatkan perdagangan juga berjalan cepat. Karena uang logam mempunyai kelemahan maka banyak negara kemudian membuat uang kertas.