Faktor Internal Penyebab Perubahan Sosial Budaya di Indonesia Terlengkap

loading...
Pada kesempatan hari ini kita akan membahas tentang Faktor Internal Penyebab Perubahan Sosial Budaya di Indonesia. Pada Pembahasan ini kita akan melihat faktor internal perubahan sosial dan faktor internal perubahan sosial budaya.


Faktor intern

Ada beberapa faktor intern yang dapat menyebabkan terjadinya perubahan sosial budaya. Faktor- faktor itu antara lain faktor demografi, pertentangan antargolongan dalam masyarakat sendiri, pemberontakan atau revolusi, dan penemuan baru.

a. Faktor Demografi

Bertambah atau berkurangnya penduduk suatu masyarakat secara langsung atau tidak langsung akan memengaruhi pola kehidupan masyarakat tersebut. Pertambahan jumlah penduduk secara langsung memengaruhi aspek ekonomi, kepemilikan tanah, dan sumber produksi.

Misalnya, seorang petani dari masyarakat yang menganut prinsip kekerabatan bilateral, mempunyai sawah dua hektar. Ia mempunyai empat orang anak. Jika hanya sawah yang diwariskan, setiap anak hanya akan mendapatkan tanah seluas setengah hektar.

Oleh karena itu, anak-anak tersebut harus memulai cara bertani yang lebih intensif atau membuka usaha lain untuk mencukupi kebutuhan hidupnya. Perubahan sosial disebabkan oleh pertambahan penduduk juga tampak dalam cara bercocok tanam.

Ketika belum banyak penduduk di wilayahnya, berbagai suku di Indonesia mengenal sistem pertanian/ perladangan berpindah. Mereka membuka hutan untuk lahan pertanian. Setelah menjadi kurang subur, lahan itu ditinggalkan.

Cara demikian ini tidak dapat dilakukan lagi ketika penduduk daerah tersebut semakin banyak. Untuk itu, mulai dikembangkan budaya pertanian menetap. Penduduk mulai belajar pola bertani menetap, antara lain dari para pendatang.

Berkurangnya jumlah penduduk dapat berakibat langsung pada bidang kegiatan sosial budaya, misalnya kegiatan gotong-royong, upacara adat, dan sebagainya. Ada desa-desa di Jawa Barat yang setiap tahun mengalami kekurangan penduduk karena warganya pergi ke kota setelah musim panen.

Urbanisasi musiman ini dapat mengganggu pola gotong-royong, keamanan desa, dan sebagainya. Bahkan, tidak jarang setelah warga itu kembali dari kota, mereka membawa pula budaya kota yang berbeda dengan budaya di desa.

Di Sumatera Barat, banyak rumah di desa ditinggalkan tanpa penghuni karena warganya merantau ke kota. Karena itu, tidak jarang terjadi kesulitan mencari tenaga kerja untuk mengolah sawah.

b. Pertentangan Antargolongan Dalam Masyarakat

Dalam masyarakat biasanya terdapat kelompok- kelompok yang lebih kecil. Sering kali antarkelompok dalam masyarakat tersebut tidak terjadi kesepakatan mengenai suatu hal.

Generasi muda yang dinamis biasanya cepat meniru unsur-unsur baru dari luar. Akan tetapi, generasi tua tidak langsung menerima unsur-unsur baru itu. Inilah yang dikenal dengan pertentangan antargenerasi.

Selain itu, dapat pula terjadi pertentangan intragenerasi. Misalnya antara generasi tua yang konservatif dan generasi tua yang progresif. Dalam pertentangan semacam ini timbul berbagai perubahan budaya.

Perubahan budaya tersebut salah satunya terjadi dalam bentuk interaksi sosial, yang dulu sangat kental dengan kerja sama, tiba-tiba berubah menjadi persaingan atau konflik.

Dorongan dari kelompok progresif untuk melakukan berbagai perubahan budaya akan menjadi lebih besar jika pertentangan itu dimenangkan oleh kelompok progresif. Sebaliknya, perubahan budaya tidak akan terjadi jika kelompok progresif kalah atau kehidupan budaya tetap didominasi oleh kelompok konservatif.

c. Revolusi

Perubahan sosial-budaya dapat terjadi karena suatu revolusi sosial. Menurut Theda Skocpol (dikutip dari Richard J. Gelles dan Ann Levine, 2004: 605), revolusi sosial adalah perubahan sosial-budaya yang terjadi secara besar-besaran dan menyeluruh dalam suatu masyarakat.

Bidang-bidang yang biasanya mengalami perubahan sosial-budaya karena revolusi sosial adalah bidang politik, struktur kelas sosial, atau ideologi. Misalnya, selama lebih dari tiga abad Indonesia dijajah oleh Belanda dan Jepang.

Bangsa penjajah membedakan dan mengelompokkan masyarakat yang tinggal di Indonesia ke dalam golongan Eropa, golongan Timur Jauh (pedagang dari Cina, Arab, dan sebagainya), dan kelas pribumi.

Golongan atau kelas sosial pertama dan kedua memiliki hak-hak istimewa dalam masyarakat, misalnya anak-anak mereka bersekolah di sekolah-sekolah khusus, menguasai perdagangan internasional, memiliki lahan pertanian yang luas, dan sebagainya.

Sementara golongan pribumi adalah golongan petani miskin yang harus mengolah lahan pertanian demi kepentingan perdagangan penjajah. Kesadaran dan kebangkitan nasional Indonesia tahun 1908 dan tahun 1928 merupakan sebuah revolusi sosial yang penting dalam sejarah kemerdekaan Indonesia.

Sejak saat ini bangsa Indonesia bangkit melawan penjajah. Perjuangan yang panjang dan menelan jutaan jiwa memuncak pada peristiwa Proklamasi Kemerdekaan RI, tanggal 17 Agustus 1945. Kemerdekaan RI membawa perubahan sosial-budaya yang penting.

Dalam alam kemerdekaan, tidak ada lagi golongan Eropa, golongan Timur Jauh, atau golongan pribumi. Semua orang Indonesia memiliki kesamaan kedudukan, memiliki hak-hak dasar yang harus dihormati, dan memiliki kewajiban-kewajiban yang harus dilaksanakan sebagaimana diatur dalam UUD 1945 dan berbagai produk hukum lainnya.

Perubahan sosial-budaya karena revolusi sosial juga terjadi di dunia berkat revolusi industri. Revolusi industri yang lahir di Inggris dengan ditemukannya mesin uap oleh James Watt memicu perubahan sosial-budaya besar-besaran di berbagai sektor kehidupan.

Misalnya, mulai ditemukannya dunia baru karena perkembangan kompas, alat navigasi, dan penciptaan kapal laut. Penemuan mesin- mesin pabrik tekstil mengubah corak hidup masyarakat dari bidang pertanian ke bidang industri, dan sebagainya.

Demikian pula dengan revolusi Perancis tahun 1789 yang mampu mengubah struktur masyarakat berkelas (bangsawan-tuan tanah-biarawan-rakyat jelata) menjadi masyarakat egaliter. Atau juga revolusi Amerika di mana bangsa Amerika bangkit menentang kekuasaan feodal Inggris dan memerdekakan diri tanggal 4 Juli 1776.

d. Penemuan Baru

Gambar: Mobil saat ini yang beredar semakin canggih berkat penemuan dan  penciptaan
Perubahan sosial budaya juga bisa dipicu adanya inovasi. Inovasi adalah proses sosial budaya yang menerima unsur-unsur kebudayaan baru dan mengesampingkan cara-cara lama yang telah melembaga.

Inovasi meliputi penemuan-penemuan baru yang dibedakan menjadi penemuan (discovery) dan penciptaan (invention). Kedua hal ini berpengaru besar bagi perubahan sosial kebudayaan.

1. Penemuan (Discovery)

Discovery adalah penemuan sesuatu yang baru yang sebelumnya tidak ada. Penemuan itu biasanya tidak disengaja atau terjadi secara kebetulan. Misalnya, penemuan kertas penghisap tinta.

Kertas penghisap tinta ditemukan ketika seorang karyawan pabrik kertas lupa memasukkan ramuan tertentu ke dalam campuran bahan pembuat kertas.

Setelah kertas jadi, ternyata kertas tersebut dapat menghisap tinta. Sejak itu dengan sengaja dibuat kertas penghisap tinta seperti yang kita pakai sekarang.

2. Penciptaan (Invention)

Invention adalah usaha yang disengaja dan sungguh-sungguh untuk memperoleh hal-hal baru. Sebelum menciptakan sesuatu barang biasanya dilakukan uji coba berkali-kali sampai ditemukan unsur baru yang benar-benar bagus.

Unsur baru ini kemudian mendapatkan pengakuan dari masyarakat. Invention tidak hanya terbatas pada penemuan teknologi baru, tetapi juga dalam bidang pemerintahan, hukum, pendidikan, hubungan keluarga, ekonomi, moral, dan sebagainya.

Perlu diingat, bahwa setiap penciptaan baru selalu berdasarkan pada hal-hal yang sudah ada atau penemuan sebelumnya. Kemajuan teknologi saat ini dikembangkan di atas dasar teknologi masa lalu. Pengetahuan yang kita miliki sekarang merupakan perkembangan dari pengetahuan-pengetahuan sebelumnya.

Penciptaan sesuatu yang baru bukan berarti telah tercipta sesuatu yang sama sekali baru, yang sebelumnya tidak ada. Misalnya, penemuan pupuk sintesis didasari oleh pemakaian pupuk kandang sebelumnya. Begitu pula pemberantasan hama dan mekanisasi pertanian.

Semua itu terjadi berdasarkan penemuan-penemuan sebelumnya. Penemuan baru mengakibatkan berbagai macam pengaruh bagi kehidupan sosial budaya dalam masyarakat. Beberapa bentuk pengaruh akibat adanya penemuan baru tersebut di antaranya sebagai berikut.

a). Penemuan baru dalam bidang tertentu menyebabkan sejumlah perubahan di bidang-bidang lain dalam waktu yang bersamaan. Dapat dikatakan bahwa dampak penemuan baru itu memancar ke beberapa bidang lainnya.

Misalnya, penemuan radio menyebabkan perubahan di bidang pendidikan, pemerintahan, pertanian, rekreasi, dan sebagainya.

b). Penemuan baru menyebabkan perubahan-perubahan yang menjalar dari bidang atau lembaga yang satu ke bidang atau lembaga lainnya. Misalnya, penemuan pesawat tempur membawa pengaruh terhadap metode perang.

Negara yang mempunyai pasukan perang yang kuat akan disegani negara-negara lain. Akibatnya negara tersebut akan menjadi negara adidaya. Dengan menjadi negara adidaya, sikapnya terhadap negara-negara lain juga akan berubah.

c). Beberapa jenis penemuan baru dapat mengakibatkan satu jenis perubahan. Misalnya, penemuan mobil, kereta api, rel kereta api, telepon, dan sebagainya memperbanyak pusat kehidupan di pinggir kota yang dinamakan masyarakat suburban.